g

Kamis, 28 Juli 2011

inspirasi hidup

Pembelajar Kesalahan


Penilaian suatu pekerjaan biasanya dinilai dari hasil suatu pekerjaan. Seringkali yang dinilai adalah kesalahan yang diperbuat, sehingga berdasarkan banyaknya kesalahan maka besarnya nilai akan dipotong dengan jumlah kesalahan.
Tidak pernah kesalahan yang menjadi nilai dari performa pekerjaan. Memang bukan kesalahan yang berulang, tetapi adalah kesalahan baru yang diperbuat. Sebenarnya kesalahan baru yang diperbuat merupakan suatu pelajaran berharga. Beberapa mahasiswa yang pandai, biasanya juga melakukan kesalahan, dengan mencoba mempraktekkan, maka mahasiswa tersebut pasti lebih pandai, dari mereka yang tidak mau mencoba dan melakukan kesalahan.
Kalau kita amati anak kecil, mereka sering melakukan kesalahan. Dimana anak melakukan banyak kesalahan dalam mengucapkan kata-kata. Tetapi mereka tidak malu untuk mengucapkan walaupun salah. Anak kecil akan mendapatkan informasi apa yang benar dari orang tua dan mempraktekannya. Sehingga dengan cepat anak kecil tersebut tahu, kalimat mana yang benar dan yang harus dikatakan.
Begitu pula seorang mahasiswa yang mau melakukan percobaan, maka dia mendapatkan 1 kali pelajaran dari dosen, dan 1 kali pelajaran dari percobaannya. Mahasiswa yang melakukan kesalahan tidak akan mau melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya. Oleh sebab itu tugas dari dosen, harus dikerjakan sendiri oleh mahasiswa akan sangat berguna bagi mahasiswa itu sendiri. Sehingga pada saat ujian maka kesalahan yang sudah pernah diperbuat tidak akan keluar lagi. Tetapi jika tidak maka saat ujian akan melakukan kesalahan dan tentu saja nilai yang dihasilkan tidak maksimal.

selengkapnya..

Membuka Kunci Kekuatan Perbaikan Diri



“Setiap perubahan, meskipun untuk menuju hal yang lebih baik, selalu diiringi oleh keberatan dan kegelisahan.” Arnold Bennett (1867-1931), pujangga dan novelis asal Inggris
Pengalaman pahit menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan dalam kehidupan kita, misalnya tidak dihargai, dilecehkan, difitnah, disakiti, gagal, dan lain sebagainya. Namun pengalaman terpahit sekalipun dapat menjadi titik tolak mencapai puncak kejayaan dan kebahagiaan jika kita memiliki kekuatan memperbaiki diri terus menerus. Alangkah besar keuntungan yang dapat kita peroleh jika kita mampu membuka kunci kekuatan tersebut.
Salah satu manfaat jika kita selalu memperbaiki diri adalah mampu mengantisipasi kejadian buruk menimpa kita. Bukankah lebih menguntungkan seandainya kita terus mencoba mengurangi kebiasaan makan berlebih sebelum obesitas, berhenti merokok sebelum terserang sakit stroke, atau kebiasaan buruk lainnya sebelum sakit, dibenci orang dan bangkrut? Dengan terus memperbaiki diri, keadaan kita sudah siap atau bahkan lebih baik, ketika muncul sinyal segala sesuatu menjadi sulit.
Kekuatan memperbaiki diri akan membantu kita menyesuaikan diri dengan perubahan terkecil sekalipun, sehingga tidak sampai terjerembab dalam kesulitan yang lebih besar. Ibaratnya, seekor katak mungkin langsung melompat keluar jika dimasukkan kedalam air panas. Tetapi mungkin ia akan terjebak dalam tungku air dan mati terbunuh jika perubahan suhu dalam air naik perlahan sampai di titik didih. Artinya, kita tidak akan tergilas oleh perubahan yang terus berlangsung jika kita terus memperbaiki diri.


selengkapnya..

MANUSIA ‘SAMPAH’



Tulisan kali ini, ingin saya awali dengan sebuah kisah. Suatu ketika, ada seorang manajer wanita yang tak pernah puas dengan apa pun. Mukanya selalu cemberut. Tatkala orang begitu senangnya, dia selalu datar-datar saja. Ketika orang lain bisa bergembira mampu mencapa prestasi yang begitu hebatnya, dia selalu mengatakan, "Ah, nggak hebat kok!" Dia pun selalu mengeluh, bahkan sinis.
Suatu ketika, tibalah saatnya dia akan pulang kampung. Sudah begitu lama dia idamkan. Dia pun merasa, saatnya untuk menunjukkan prestasinya kepada orangtuanya.
Singkat cerita, setelah sekian lama, dia pun bisa menjumpai orangtuanya lagi. Saat bertemu, dia pun mulai bercerita tentang kesuksesannya mendapatkan posisi manajer. Rupanya, reaksi ibunya hanya datar-datar saja sambil berujar, "Lha, cuma jadi manager aja udah senang. Kalau jadi direktur baru hebat!". Malam itu, si manajer itu menangis sesungukan seperti masa kecilnya lagi.
Nah, sekarang, kita jadi mengerti asal muasal perilaku si manajer yang negatif. Tak heran, jika saya sering berucap, "Kalau pikiran kita isinya adalah sampah. Tak mengherankan kalau yang keluar pasti juga sampah!". Itulah tipe manusia yang akan kita bicarakan pada kesempatan ini.
Kisah manusia sampah
=============
Nah, pernahkah Anda bertemu orang yang akhirnya membuat Anda mengalami 'luka batin' karena tuntutan ataupun kritikan pedas tanpa kenal ampun yang pernah mereka berikan? Yang jelas, manusia ini umumnya memang agak menjengkelkan.
Mereka jarang terpuaskan, tidak pernah menghargai bahkan tak tampak bahagia dengan apa pun yang mereka terima. Mereka pun jarang memperlihatkan apresiasi pada apa yang diperolehnya.
Umumnya, meski orang lain di sekitarnya telah berusaha melakukan yang terbaik baginya, dia hanya akan bersikap 'biasa-biasa' saja bahkan cenderung sinis. Itulah jenis manusia yang secara ekstrem, saya sebut dengan manusia sampah.
Hati-hati! Jangan bersikap negatif dulu, dengan istilah ekstrem 'manusia sampah' yang saya pergunakan di sini. Tentu saja ada alasannya.

Pertama, saya teringat dengan salah satu kiasan yang pernah dipergunakan oleh seorang penceramah rohani terkenal, ketika disebutkan, "Kalau teko isinya air, keluarnya ya air tetapi kalau isinya sampah, maka keluarnya juga sampah".
Kedua, sama seperti kisah di atas, saya menemukan bahwa banyak orang yang sangat negatif hidupnya karena masa lalunya yang tragis, traumatis ataupun banyak berisi 'sampah-sampah' yang sebenarnya tidak dikehendakinya tetapi terus ditabung oleh orang-orang di sekitarnya.
Tak mengherankan, jika akhirnya orang semacam ini akhirnya penuh dengan tabung sampah di pikirannya. Dari sinilah, berawalnya manusia-manusia negatif yang sering kali amat mengganggu dan bisa merampok kebahagiaan ataupun kebanggaan kita.


selengkapnya..

TIDAK MAU MENGALAH



Seorang anak lelaki disuruh ayahnya pergi ke kota untuk membeli tepung roti.
Anak lelaki itu segera berangkat berjalan kaki. Jarak antara desa tempat
tinggalnya dan kota cukup jauh juga. Di perjalanan ia harus melewati sebuah
jembatan kecil.
Kini ia tiba di ujung jembatan kecil itu. Di seberang jalan ia melihat
seorang anak lelaki lain yang berjalan ke arahnya. Mereka berdua sama-sama
berjalan di jalur yang sama. Hingga tepat di tengah-tengah jembatan itu
mereka saling berhadap-hadapan. Keduanya berhenti dan berpandangan. Anak
lelaki itu berpikir, "Wah, kurang ajar sekali anak ini. Dia tidak mau
mengalah dan memberikan jalan padaku."
Di saat yang sama, anak lelaki lain itu berpikiran hal yang sama,
"Seharusnya dia yang mengalah dan memberikan jalan padaku."

selengkapnya..

Nilai Kehidupan



Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.
Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.
“Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.
Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. “Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini.”
Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, “Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.”

selengkapnya..

“NEUROLOGIS” KEBODOHAN



Sebelum saya menjelaskan apa itu neurologis kebodohan dan bagaimana terbentuknya, serta dampaknya terhadap pengembangan diri, saya terlebih dahulu menjelaskan arti kata neurologis itu sendiri. Yang saya maksud dengan neurologis itu berhubungan dengan syaraf otak. Dalam hal ini bagaimana syaraf otak bekerja dalam merespon sebuah stimuli dari luar. Otak kalau dirangsang (distimuli) akan bekerja sesuai dengan pola yang sudah terlatih (kebiasaannya).

Contoh yang paling klasik adalah penelitian Pavlov terhadap anjing-ajingnya. Dalam percobaannya, Pavlov memberikan makanan kepada hewan piaraannya itu. Setiap kali ia memberikan makanan kepada anjingya, ia membunyikan bunyian tertentu, katakanlah kentongan. Dengan bunyi kentongan tertentu, anjing-anjing sudah paham bahwa mereka mendapatkan makan. Begitu kentong dibunyikan anjing-anjing berdatangan.

Suatu kali, Pavlov membunyikan kentongannya dengan tidak membawa makanan anjing. Meski demikian, anjing-anjing tetap berdatangan dengan mengeluarkan air liur pertanda lapar. Itulah neurologis, syaraf secara otomatis merespon dengan pola tindakan tertentu (kebiasaan) karena diakukan berulang-ulang.

Pola kerja neurologis juga sama dengan apabila kita masuk ke dalam sebuah ruang gelap–sebuah kamar katakanlah—maka secara otomatis syaraf otak kita bekerja untuk segera mencari saklar lampu. Kerja otomatis syaraf kita pada saat masuk kamar gelap adalah tekan saklar lampu. Apabila suatu malam, tiba-tiba listrik mati secara otomatis kita mencari lilin atau korek. Korek bagi mereka yang biasa merokok, bagi yang tidak biasa mungkin lampu senter atau handphone. Pokoknya, syaraf akan menacari keotomatisannya.

Itulah neurologis, syaraf otak bekerja menurut program-program kebiasaannya secara otomatis. Masing-masing individu berbeda dalam merespon terhadap suatu hal yang sama di luar dirinya. Ada orang yang kalau lagi stres langsung istighfar dan berdoa mendekatkan diri pada Tuhannya, ada orang yang kalau lagi pusing malah lari ke sabu-sabu. Semua serba otomatis menurut kebiasaannya.

Perlu kita ketahui bahwa dalam alam pikir kita terdapat banyak sekali jalur neurologis yang serba otomatis. Dari jalur neurologis yang positif yang menjadikan seseorang cerdas, hingga jalur neurologis yang membodohkan. Jalur neurologist positif misalnya: waktu senggang berarti baca/belajar/nulis; sulit dalam belajar berarti harus belajar lebih tekun; masalah berarti kesempatan pendewasaan diri dan stres berarti mendekatkan diri kepada Allah. Jalur negatif seperti: ujian berarti nyontek, prestasi karir berarti jalan pintas, kuliah berarti gelar dan stres berarti sabu-sabu. Bila itu dilakukan secara otomatis, tanpa ada pertimbangan lagi, dan membiasa dalam diri seseorang maka disebut peristiwa neurologis.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan neurologis kebodohan berarti bagaimana syaraf kita membentuk jalur-jalur otomatis kebodohan (seotomatis pada saat kita masuk lamar gelap dan saklar lampu) sehingga kita menjadi tetap bodoh. Neurologis kebodohan bukan berarti syarafnya atau intelegensinya rendah, melainkan karena jalur-jalur otomatis yang keliru sehingga kita tetap bodoh.

selengkapnya..

NILAI KESADARAN



Dikisahkan, seorang direktur eksekutif di sebuah perusahaan multinasional berkisah tentang perjalanan kariernya. Saat masih muda, aku bangga pada diriku sendiri yang pintar, lulus sekolah dengan angka yang memuaskan dan bersikap angkuh pada orang-orang yang tidak sepandai aku. Aku dulu egois sekali, mengejar karier secepat mungkin tanpa mempertimbangkan perasaan orang-orang yang aku dahului. Yang penting cepat sampai ke tujuan tanpa pernah menyadari bahwa kepandaian dan caraku memenangkan perdebatan di meja rapat ternyata menyakiti teman-teman dan seniorku sendiri. Yang penting dewan direksi senang dan puas dengan hasil kerjaku, maka karierku pasti akan meningkat dengan pesat begitu pula dengan gaji dan fasilitas yang bakal ku terima. Yang lainnya aku tidak peduli. Sikapku yang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak merasa perlu bersosialisasi, menyebabkan aku dijauhi teman dan ketika sadar, tiba-tiba aku sendirian!

Saat kelelahan karena pekerjaan yang menumpuk, tidak ada satu orang teman pun yang menyapaku apalagi membantu. Ketika sakit, tidak ada yang menanyakan keadaanku apalagi menjenguk. Hidupku begitu kering dan kesepian. Hanya ada satu orang yang menyapaku dengan senyum yang selalu merekah di bibirnya, yaitu si Udin, cleaning service merangkap office boy di kantorku. Sosok pemuda kampung yang ramah dan siap membantu.

Sapanya yang khas setiap bertemu, "Selamat pagi, siang, atau sore, Pak." "Mau tambah minum apa?" atau "Apa yang bisa saya Bantu, Pak?" Meskipun pekerjaannya berat, menyiapkan segala properti untuk semua orang di kantor, dia selalu ringan tangan menolong orang lain yang bukan menjadi tugasnya sehingga dia sangat disukai oleh semua orang. Bahkan saat tidak masuk kerja karena sakit, beberapa orang kantor menyempatkan menengok dan mengumpulkan uang membantu Udin.

selengkapnya..

Ingat Bebek



Ingat bebek? Ada seorang bocah laki-laki sedang berkunjung ke kakek dan neneknya dipertanian mereka.
Dia mendapat sebuah katapel untuk bermain-main di hutan. Dia berlatih dan berlatih tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran. Dengan kesal dia kembali pulang untuk makan malam. Pada waktu pulang, dilihatnya bebek peliharaan neneknya. Masih dalam keadaan kesal, dibidiknya bebek itu dikepala, matilah si bebek. Dia terperanjat dan sedih. Dengan panik, disembunyikannya bangkai bebek didalam timbunan kayu, dilihatnya ada kakak perempuannya mengawasi. Sally melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun.
Setelah makan, nenek berkata, “Sally, cuci piring.” Tetapi Sally berkata, “Nenek, Johnny berkata bahwa dia ingin membantu didapur, bukankah demikian Johnny?” Dan Sally berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Johnny mencuci piring.
Kemudian kakek menawarkan bila anak-anak mau pergi memancing, dan nenek berkata, “Maafkan, tetapi aku perlu Sally untuk membantu menyiapkan makanan.” Tetapi Sally tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa, karena Johnny memberitahu kalau ingin membantu.” Kembali dia berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Sally pergi memancing dan Johnny tinggal dirumah.
Setelah beberapa hari Johnny mengerjakan tugas-tugasnya dan juga tugas-tugas Sally, akhirnya dia tidak dapat bertahan lagi. Ditemuinya nenek dan mengaku telah membunuh bebek neneknya dan meminta ampun. Nenek berlutut dan merangkulnya, katanya, “Sayangku, aku tahu. Tidakkah kau lihat, aku berdiri dijendela dan melihat semuanya. Karena aku mencintaimu, aku memaafkan. Hanya aku heran berapa lama engkau akan membiarkan Sally memanfaatkanmu.” Aku tidak tahu masa lalumu. Aku tidak tahu dosa apakah yang dilemparkan musuh kemukamu. Tetapi apapun itu, aku ingin memberitahu sesuatu. Tuhan juga selalu berdiri di’jendela’. Dan Dia melihat segalanya. Dan karena Dia mencintaimu, Dia akan mengampunimu bila engkau memintanya. Hanya Dia heran melihat berapa lama engkau membiarkan musuh memperbudakmu. Hal yang luar biasa adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga tidak mengingat-ingat lagi dosamu.”
selengkapnya..

Keinginan dan Kemampuan


Beberapa orang memakai standard diri dan kemampuan sekarang untuk menentukan apa yang 'boleh' mereka inginkan di masa depan.
Ini seperti seorang anak SMA yang tidak ingin kuliah karena menggunakan ukuran diri dan kemampuan SMA, berkata, "Saya tidak akan bisa lulus kuliah!"
Ini seperti seorang anak kecil yang tidak pernah mempelajari matematika, memperhatikan seorang profesor matematika sedang berhitung dan berkata, "Saya tidak mungkin berhitung seperti itu!"
Akhirnya beberapa kita menentukan masa depan kita hanya dengan ukuran diri dan kemampuan yang jauh di luar potensi perkembangan diri.


Daun Terakhir Yang Tidak Pernah Gugur


Di sebuah kawasan di Washington DC tinggallah sekelompok pelukis. Tetapi mayoritas diantara pelukis tersebut miskin. Diantara mereka juga tinggal seorang wanita yang mengidap penyakit kanker paru-paru.

Dokter menganjurkan wanita tersebut menumbuhkan semangat hidup dari dalam dirinya sendiri supaya dapat segera pulih kesehatannya. Tetapi wanita itu tidak mengikuti anjuran dokter. Ia justru terus menerus memikirkan sakit yang ia derita, sehingga selalu merasa letih, lesu, dan sakit. Ia mengatakan akan segera menjemput ajal bila daun-daun di pohon di depan rumahnya semuanya gugur.

Sedangkan salah seorang dari para pelukis miskin tersebut bertekad untuk memberikan hadiah istimewa untuk wanita sakit itu. Di tengah keterbatasan dana pelukis itu tak pernah menyerah mencari ide untuk berkarya. Ia yakin berhasil menemukan ide cemerlang untuk sebuah karya yang luar biasa di sepanjang hidupnya.

Beberapa hari kemudian, wilayah tersebut didera angin sangat kencang. Semua pohon tak ada yang luput dari terjangan angin. Hampir seluruh pohon seketika daunnya berguguran. Kejadian angin kencang beberapa bulan yang lalu ternyata benar-benar menjadi inspirasi bagi pelukis tersebut untuk menciptakan karya paling luar biasa di sepanjang hidupnya.


selengkapnya..

Setiap Insan adalah Spesial


Alkisah, disebuah kelas sekolah dasar, bu guru memulai pelajaran dengan topik bahasan, “Setiap insan adalah spesial”. Kehadiran manusia di dunia ini begitu berarti dan penting. “Anak-anakku, kalian, setiap anak adalah penting dan spesial bagi ibu. Semua guru menyayangi dan mengajar kalian karena kalian adalah pribadi yang penting dan spesial. Hari ini ibu khusus membawa stiker bertuliskan warna merah “Aku adalah spesial”. Kalian maju satu persatu, ibu akan menempelkan stiker ini di dada sebelah kiri kalian”.
Dengan tertib anak-anak maju satu persatu untuk menerima stiker dan sebuah kecupan sayang dari bu guru mereka. Setelah selesai, bu guru melanjutkan “Ibu beri kalian masing-masing tambahan 4 stiker. Beri dan tempelkan 1 kepada orang yang kalian anggap spesial, sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih dan kemudian serahkan 3 stiker lainnya untuk diteruskan kepada orang yang dirasa spesial pula olehnya, begitu seterusnya. Mengerti kan…….”.
Sepulang sekolah, seorang murid pria mendatangi sebuah kantor, diapun memberikan stikernya kepada seorang manajer di sana. “Pak, bapak adalah orang yang spesial buat saya. Karena nasehat-nasehatpak berikan, sekarang saya telah menjadi pelajar yang lebih baik dan bertanggung jawab. Ini ada 3 stiker yang sama, bapak bisa melakukan hal yang sama, memberikannya kepada siapapun yang menurut bapak pantas menerimanya”.
Lewat beberapa hari, manajer tersebut menemui pimpinan perusahaannya yang emosional dan sulit untuk didekati. Tetapi mempunyai pengetahuan yang luas dan telah memberi banyak pelajaran hingga dia bisa menjadi seperti hari ini. Awalnya sang pemimpin terkesima, namun setelah mengetahui alasan pemberian stiker itu, dia pun menerimanya dengan haru. Sambil mengangsurkan si manajer berkata,”Ini ada 1 stiker yang tersisa. Bapak bisa melakukan yang sama kepada siapapun yang pantas menerima rasa sayang dari bapak”. Sesampai di rumah, bergegas ditemui putra tunggalnya. “Anakku, selama ini ayah tidak banyak memberi perhatian kepadamu, meluangkan waktu untuk menemanimu. Maafkan ayahmu yang sering kali marah-marah karena hal-hal sepele yang telah kamu lakukan dan ayah anggap salah.
selengkapnya..

MANAJEMEN WAKTU


Suatu hari, seorang ahli 'Manajemen Waktu' berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para siswanya. Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia mengeluarkan toples berukuran galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu kedalam toples.
Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya: " Apakah toples ini sudah penuh?"
Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah!" Kemudian dia berkata, "Benarkah?"Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang -guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat diantara celah-celah batu-batu itu.
Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi: "Apakah toples ini sudah penuh?"
Kali ini para siswanya hanya tertegun,"Mungkin belum!", salah satu dari siswanya menjawab.
JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN, MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT.

"Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istrimu, orang-orang yg kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu. Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya. Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal yang kecil, kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan berharga dalam hidupmu".
Selamat mengisi hidup................ ^_^

Have a positive day!
Salam Inspirasi
Mohamad Yunus


selengkapnya..

Filter dan Realita


Berikut sebuah kisah klasik mengenai seorang istri yang rajin menilai tetangganya. Setiap pagi saat duduk bersama sang suami di meja sarapan, sang istri selalu melihat tetangga mereka yang sedang menjemur bajunya dari jendela. "Mereka memang tidak tahu bagaimana nyuci baju. Lihat baju-baju yang mereka jemur, masih dekil dan kotor seperti itu", celotehnya. Hampir setiap pagi sang istri berkomentar demikian. "Tuh, lihat pagi ini lagi, saya tidak akan pernah nyuci baju sekotor itu!". Suatu pagi, sang istri terkejut. Saat ia melihat keluar jendela, ia melihat yang berbeda. "Wah! Akhirnya mereka tahu juga cara nyuci baju. Baru hari ini saya melihat baju-baju mereka bersih seperti itu!". Sang suami berkomentar singkat, "Tadi pagi saya bangun pagi-pagi, jendela itu sudah saya bersihkan!"
===============

Beberapa orang heran kenapa dunia begitu kejam terhadap mereka, betapa banyak sekali orang-orang di sekitarnya tidak menyukai mereka, betapa dunia selalu tidak sesuai harapannya. Beberapa selalu heran begitu banyak orang memperlakukan mereka tidak sesuai yang mereka iinginkan, mereka tidak dihormati, mereka tidak disukai, mereka dimusuhin, dan lain-lain. Beberapa heran sekali menemukan begitu banyak orang brengsek, begitu banyak orang yang nggak beres, dan lain-lain.
Nah, apakah dunia dan orang-orang tersebut memang seperti itu? Jawabannya sederhana saja. Kadang ini hanya masalah 'jendela' kita saja. Kadang ini hanya masalah bagaimana kita memfilter apa yang kita lihat, dengar dan alami. Jendela kita kotor, maka yang kita lihat juga kotor, walau sebenarnya bersih.
Yang hobby dengan kamera tahu bagaimana kita bisa mengatur apa yang bisa kita lihat di hasil pemotretan, dengan mengatur filter pada kameranya. Dan begitu luar biasanya bagaimana kita seolah bisa mengelola realita hanya dengan mengelola filternya.
Saya kenal seorang teman yang komplain setiap hari mengenai orang-orang yang ditemuinya. Ia heran kenapa banyak sekali orang-orang yang ia sebut 'nggak bener' di dunia ini. Teman akrabnya berganti-ganti, awalnya ia begitu dekat dengan mereka, hanya butuh bulanan ia berkomentar, "Mereka ternyata sama brengseknya dengan yang lain". Bahkan kalau ditanya mengenai orang-orang di sekitarnya, ia lebih cepat menyebut kekurangan mereka. Bahkan pembantunya pun diganti hampir setiap 3 bulan. "Tidak ada yang bisa saya percaya!" komentarnya singkat. Sekarang ia masih single. "Tidak ada pria yang baik, mereka semua sama saja!"
selengkapnya..

MOTIVASI INSTAN



Bagaimana cara mudah membangkitkan MOTIVASI? Ada 4 cara mudah untuk membantu kita membangkitkan MOTIVASI secara INSTAN.

1. ANCHOR
Kita bisa dengan mudah membangkitkan MOTIVASI dengan memanggil kembali berbagai memori, feeling, bayangan, dari hal-hal yang pernah kita LAKUKAN di masa-masa sebelumnya. Ini sesuai dengan prinsip NLP: 'Setiap manusia sudah punya sumber daya yang dibiutuhkan untuk efektif dan bisa memperolehnya'. MOTIVASI tenggelam justru saat mau MELAKUKAN sesuatu, kita mendatangkan berbagai bayangan dari masa lalu mengenai apa yang kita sebut sebagai kegagalan, termasuk membayangkan kegagalan orang lain, kata-kata orang lain, dan lain-lain. Memori ini justru mendatangkan 'state' tidak ter-MOTIVASI. Lakukan sebaliknya! Panggil semua memori atau pikiran terbaik untuk memancing perasaan terbaik! Rekomendasinya adalah cari ketiga hal berikut. Sesuatu yang senang Anda LAKUKAN, sesuatu yang memberikan kenikmatan saat Anda LAKUKAN, dan sesuatu pengalaman dimana Anda pernah merasakan urgensi tinggi (sesuatu yang Anda putuskan LAKUKAN dengan tingkat urgensi tinggi di masa lalu). Setelah dapatkan ketiga ini, Anda putarkan di kepala Anda secara cepat berkali-kali. Saat Anda memperoleh feeling-nya, Anda bisa meng-ANCHOR-nya, misalnya dengan menjepit ibu jari dan jari tengah Anda. Ingat, LAKUKAN berkali-kali dalam 5 sampai 10 menit. Setelah itu, Anda bisa membayangkan apa yang ingin Anda LAKUKAN, sambil menjepit kedua jari tersebut untuk meng-instal MOTIVASI ke dalam keinginan MELAKUKAN tersebut. Saat memori mengenai MOTIVASI tersebut masih menduduki pikiran, perasaan kita pun akan terpengaruh!

selengkapnya..

Perlombaan Maraton Kelinci dengan Kura-kura


Kelinci dan kura-kura bertanding lari maraton? Dari segala aspek, tampaknya pemenangnya sudah pasti, si kelinci!!! Pertama kelinci lincah melompat dengan keempat kakinya yang beberapa kali lebih panjang dibandingkan kaki si kura-kura. Badan kelinci ringan sedangkan sang kura-kura harus mengangkuti rumahnya yang aduhai berat. Jika bertemu halangan dan hambatan, si kelinci dengan mudah dapat melewatinya, tetapi si kura-kura harus pelan-pelan memanjat dan turun lagi di sisi yang berbeda dengan hati-hati sekali agar tidak tergelincir yang kemungkinan akan menyebabkan ia terluka.
Si kelinci yang terlalu percaya diri itu hampir ternganga ketika tantangannya diterima sang kura-kura tanpa pikir panjang. Ia hanya tersenyum misterius ketika binatang-binatang lain di hutan berusaha menasihatinya untuk tidak mengikuti perlombaan di mana ia tak punya kesempatan untuk menang.
Pada hari yang telah ditentukan, matahari di musim panas bersinar sangat garang, kedua binatang yang sangat berbeda itu pun bersiap-siap di depan garis start. Ayam jantan yang bertindak sebagai juri berkokok tiga kali, dan sang kelinci melesat maju ke depan, meninggalkan kura-kura yang baru berinsut beberapa inci. Binatang-bintang lain yang menonton di sepanjang jalur pertandingan bukannya memberi semangat, malah mencemoohkannya dungu, keras kepala dan tak tahu diri.

selengkapnya..

Pekerjaan Saya 'Gue Banget!'

Ini sebuah generalisasi terhadap kita-kita yang menganggap diri kita tidak bisa bahagia di pekerjaan atau profesi kita. Lebih banyak kita yang hanya 'DO' dan tidak 'BE' dalam profesi tersebut. Kita hanya sebatas MELAKUKAN sebuah pekerjaan, tapi tidak punya IDENTITAS sesuai pekerjaan tersebut.
Mari saya jelaskan lebih mudah. Pekerjaan Anda sekarang ini 'gue banget'? Jawaban 'Ya!' langsung bisa secara sederhana digeneralisasi Anda punya 'BE', bukan hanya 'DO'. Melakukan sesuatu, bisa melakukan sesuatu, atau punya kemampuan untuk melakukan sesuatu, tidak otomatis membuat Anda mempunya IDENTITAS sesuai pekerjaan tersebut. Saya bisa, tapi sebenarnya ini bukan yang saya mau lakukan. Saya bisa, tapi saya selalu merasa 'ini bukan saya'. Ring a bell?
Seseorang bertanya kepada Anda, apa yang Anda 'lakukan' untuk hidup atau apa pekerjaan Anda, Anda menjawab, "Saya menjual sebuah produk', Anda bermain di area 'DO'. Ada perbedaan antara saat Anda mengatakan 'saya menjual sebuah produk' dengan 'Saya seorang penjual produk X'. Ada sebuah kebanggaan IDENTITAS di situ. Jangan heran, saat ini kita temui para 'salesman/woman' yang menghindari menjawab label profesi mereka. Mereka hanya 'DO', bukan karena mereka punya IDENTITAS sebagai seorang penjual. Perhatikan bagaimana seseorang menceritakan kepada Anda mengenai pekerjaan atau profesi mereka. Ada yang berceloteh mengenai hal-hal yang ia lakukan, ada yang lebih ke dirinya saat ia melakukan pekerjaan tersebut.

selengkapnya..

THE POWER WITHIN YOU


Pada sebuah festival kesenian seorang penjual balon melepaskan satu balon warna hijau ke udara, dan beberapa saat kemudian dia melepaskan satu buah balon lagi. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menarik perhatian pengunjung festival.

Kemudian seorang anak berumur 6 tahun menghampiri penjual balon tersebut, dan bertanya "Kalau balon berwarna merah dilepaskan apakah bisa terbang ke udara juga ?"

Kemudian si penjual balon berkata "Yang membuat balon tersebut terbang ke udara bukan karena warnanya. Tidak peduli mau warna merah, hitam, biru, atau warna lainnya semuanya tetap bisa terbang. Karena yang membuatnya bisa terbang ke udara adalah gas yang terdapat dalam balon tersebut”.

Cerita yang begitu luar biasa ini saya kutip dari buku international best seller karangan Shiv Kera berjudul You Can Win. Pada dasarnya balon dalam cerita tersebut sama seperti manusia. Manusia dapat berhasil mencapai puncak kesuksesan karena kekuatan yang dimiliki dari dalam dirinya sendiri.

P.O.W.E.R atau Kekuatan seperti apa yang mampu membuat seseorang lebih berhasil dari sebelumnya ?

selengkapnya..

Pemilihan Kata yang Baik dan Tepat

Sebaiknya kita memilih kata-kata dengan cermat dalam berkomunikasi. Mengapa demikian? kata-kata adalah pintu hati orang lain untuk mengenal dan memahami kita lebih dalam meski dalam komunikasi dan interaksi tak hanya kata-kata kita ucapkan melainkan tindakan dan bahasa tubuh kita. Memilih kata-kata dengan baik dan cermat bukanlah pelajaran bagaimana kita merangkai kata dengan indah dan berseni dalam beropini dengan orang lain melainkan ini sebagai renungan untuk lebih bijak memilih kata-kata yang sesuai dan efektif untuk menyampaikan panduan buah pikiran dan emosi kita. Dengan demikian, dalam kondisi apapun emosi yang menggelayuti hati entah kemarahan, kesedihan, kekesalan, kegembiraan, kekecewaan, keputusasaaan, kata-kata apa telah kita renungkan dan akan meluncur keluar dari bibir indah kita.
Sebenarnya, pemilihan kata-kata yang lebih baik dan tepat dapat meningkatkan kemampuan kita untuk mengukur jarak antara rongga pikiran dan emosi. Dengan melatih untuk memilih setiap untaian kata yang terucap, secara tidak sadar kita telah melatih anugerah manusiawi kita melalui tingkat kesadaran diri, imajinasi, hati nurani, dan kebebasan kita untuk memilih kata-kata yang tepat guna dan efektif sebagai bentuk reaksi kita pada orang lain. Seharusnya, kemampuan kita dalam memilih kata-kata kita jadikan sebagai alat pengendalian diri dan penyaring yang akurat terhadap butiran huruf negatif yang tak perlu ikut serta bersama ribuan kata lain yang siap meluncur deras. Kata-kata yang terucap dari bibir seseorang acap kali dianggap sebagai refleksi pribadi dirinya. Tak mengherankan bila pemimpin akan menjadi pemimpin karena kemampuannya mengolah kata-kata yang terucap yang tepat, efektif, dan selalu ingin didengar oleh setiap telinga pengikutnya. Bila tidak kita tunggu saja keruntuhan singgasananya.

selengkapnya..

Rasa Percaya Diri


Aset paling berharga bagi banyak orang adalah juga aset yang paling belakangan dihargai. Aset itu, bila ditangani dengan semestinya, akan mampu memberikan hasil secara dramatis. Aset yang tidak dapat dikenakan harga setinggi apapun. Itulah otak manusia, pikiran dan proses berfikir.
Otak merupakan kawasan penyimpanan yang kapasitasnya luar biasa, menjadi pentinglah untuk berhati-hati di dalam mengisinya. Sebagian orang mempunyai otak yang penuh dengan pemikiran dan pengalaman negatif. Mereka akan secara terus-menerus menanamkan masukan saya tidak mampu dengan setumpuk alasan mengapa mereka tidak mampu. Sehingga ketika dihadapkan pada sebuah kesempatan atau tantangan baru, otak mereka, ketika ditanya, mengirimkan jawaban : Tidak, kamu tidak mampu, atau tanggapan lain semacam itu.
Lima langkah yang diperlukan untuk membangun kepercayaan diri dan yang pada gilirannya membangun rasa percaya diri bagi motivasi diri dari dalam.
Hindari mencari-cari alasan
Begitu banyak orang mengurungkan niat mereka dengan mengajukan alasan yang tidak masuk akal dan samasekali salah. Seperti :
- Saya tidak bisa
- Saya tidak mampu sebab...
- Pendidikan saya belum memadai
- Saya sudah terlalu tua
- Saya masih terlalu muda, dll
Siapapun dapat mencari alasan bagi hampir segalanya, maka dalam membangun kepercayaan diri, jangan sekali-kali membuat alasan. Hal itu mungkin sangat menyenangkan dan menentramkan hati, tetapi alasan-alasan hanya akan menghamabat seseoarang dari pencapaian sasaran. Ingatlah bahwa otak Anda adalah kawasan penyimpanan -- apa yang Anda masukkan pada gilirannya akan keluar lagi, jadi gantilah penyisipan hal-hal negatif dengan hal-hal positif.

selengkapnya..

HIDUP kita 'Nasib' atau 'Takdir'


Sangat menarik untuk melihat beberapa dari kita begitu yakin dengan 'nasib' buruk kita, atau 'takdir' kita untuk tidak sukses atau tidak berhasil di bidang kita. Apalagi seolah kalau kita melakukan sesuatu untuk lebih berhasil atau lebih sukses dari kondisi kita sekarang, berarti kita 'melawan' takdir atau nasib tadi. Lebih menarik lagi, beberapa kita merasa tidak menginginkan hal-hal lebih baik untuk kita, karena menurut kita 'takdir' kita adalah apa yang sedang kita hidupi dan nikmati sekarang. Bahkan, walau sejarah sudah membuktikan berkali-kali betapa orang-orang tertentu melewati batas normal dan menghasilkan yang luar biasa sekalipun, kita hanya sampai batas kagum, dan bergumam, "Itu memang sudah 'takdir' mereka!"
Yang jadi pertanyaan khas NLP adalah: darimana kita tahu bahwa itu 'takdir' kita? Bagaimana kita sampai pada kesimpulan bahwa itu adalah 'nasib' kita? Bagaimana pula kita yakin mengenai takdir orang lain?

Oke, mari kita lihat beberapa kemungkinan.
Satu, kita sudah berusaha berkali-kali, tapi tidak melihat dan merasakan perubahan. Generalisasi mudah: sudah takdir saya untuk 'tetap' begini.
Dua, kita sudah menjalankan beberapa inisiatif, tapi tidak melihat dan merasakan perubahan. Generalisasi mudah: saya sudah coba 'semua' cara tapi keadaan tidak berubah, saya sudah ditakdirkan begini.
Tiga, kita sudah melihat beberapa orang dalam jangkauan peta realita kita yang mirip status atau latar belakang dengan kita, yang tidak berhasil atau ber-'nasib' buruk. Generalisasi sederhana: mereka juga tidak berhasil, saya tidak lebih baik dari mereka!
Empat, kita melihat atau mendengarkan betapa di luar sana persaingan dan kompetisi di konteks yang kita geluti semakin sempit dan terlalu banyak orang yang bermain di lapangan yang sama. Generalisasi mudah: saya tidak lebih baik dari mereka yang bersaing, mana mungkin ada kesempatan untuk saya?
www.inspirasi indonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar